Jumat, 01 Juni 2018

Memaknai Qur'an Surat Ali Imron ayat 103

واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا وَلاَ تَفَـرَّقوُا وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً  فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ  فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلىَ شَفاَ خُـفْرَةٍ  مِنَ النَّاِر فَأَنْقـَدَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَبِّنُ اللهُ لَكُمْ اَيَاتِهِ لَعَلـَّكُمْ تَهْـتَدُونَ ’{ال عـمران 103}
Artinya : “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah   dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu  maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu. Demikianlah Allah menjelaskan ayat ayatnya  agar kamu mendapat petunjuk” (Q.S. Ali Imron ayat 103)
A'udzubillaahi minasy syaithanirrajiim
Bismillaahirrahmanirrahiim

Atas izin Allah, beberapa hari yang lalu saya dihubungi oleh seorang adik panitia i'tikaf RdS 1439 H bernama Najmuna, yang aku baru tahu namanya saja dan berkomunikasi via WA. Semoga kita segera dipertemukan ya, Nak. insyaAllah. 

Aku diminta mengisi tafsir Qur'an Surat Ali Imron ayat 103. Jujur saja, saya merasa tak layak, merasa bukan ahli di bidangnya, tidak kompeten, bukan ahli tafsir Al-Qur'an dan Hadits. Wajar saja saya begitu, karena saya memang bukan berlatarbelakang pendidikan formal Tafsir Al-Qur'an atau hadits. Saya tentu akhirnya belajar dulu, membaca-baca dulu, sebelum akhirnya mengiyakan. 
Pada akhirnya saya mengiyakan, bismillaah, semoga Allah meridhoi. Menuntut akal, pikiran, hati, lisan, perilaku, amal, agar tertuntun dan mampu mencerminkan praktik ayat tersebut. Saya hanya pernah belajar tafsir di beberapa kajian atau mata pelajaran saat SMP dulu.
Ketika belajar tafsir, setidaknya aku harus belajar beberapa hal,
1. Bacaan ayat tersebut
2. Terjemahan lengkap
3. Terjemahan per-kata sekaligus ulasan makna kata tersebut 
4. Dasar-dasar bahasa arab
5. Nahwu shorof
6. Asbabun nuzul : sebab turunnya ayat, kisah yang melatarbelakanginya
7. Pendapat beberapa ulama tafsir dan harus paham setidaknya biografi dan profil ulama tersebut, bisa menganalisis 
8. Hikmah ayat tersebut
9. Wawasan terkait ayat tersebut jika diaplikasikan pada masalah terkini di sehari-hari, di tengah-tengah masyarakat, apalagi konteksnya pelajar
10. Jangan provokatif, hati-hati dalam memilih kata dan bahasa :)
11. Mengaplikasikan ayat tersebut dalam kehidupan
12. Senantiasa beristighfar dan memohon pertolongan Allah dalam menyampaikan kebenaran ayat-Nya, semoga sesuai dengan kehendak-Nya
13. Ohya, baca sirah Nabawiyah juga :)

Nah, banyak kan? hehe. satu ayat, lho. tapi memang pembahasannya luas. apalagi tentang persatuan. 

selain itu, sebenarnya aku mau refleksi sedikit sih tentang ayat itu.
ayat itu sangat relate dengan uneg-uneg-ku hari ini. tentang amal jama'i. aktivitas bersama atau kolektif. sebenarnya aku bersyukur banget bisa beraktivitas berjama'ah. aku bersyukur banget bisa jadi bagian sebuah kumpulan orang-orang yang senantiasa ingin memperbaiki diri. ya, aku berprasangka baik bahwa teman-teman adalah hamba pilihan Allah yang dikaruniakan hidayah dan kekuatan untuk komitmen kepada-Nya. senantiasa haus akan ilmu-Nya, beriman, lalu beramal dengan sepenuh kesungguhan. tapi ya, aku juga sadar, bahwa, ini adalah jama'ah manusia, bukan malaikat. pasti ada gesekan, konflik, masalah, dan hal-hal yang bisa mengusik keharmonisan interaksi antar manusianya. ini tentang hal bernama ukhuwah. ya, dan ukhuwah itu sangat bergantung pada keimanan. entah salah satu maupun keduanya. ketika kita ada ketidaknyamanan dalam interaksi, bisa jadi imanmu sedang tidak oke, lebih sering imanku yang compang-camping (mengutip kata-kata Ust. Salim A. Fillah dalam buku Dalam Dekapan Ukhuwah). atau bisa jadi iman kita. jadi, yaaa. itu so complicated. bisa jadi juga karena beda karakter, kepribadian, pemahaman, persepsi, visi-misi pribadi, greget, harapan, target hidup, cita rasa atau selera, daya humor, pengalaman, pola asuh, pendidikan, intelektualitas, semangat, dan lain sebagainya. kalau mau nyari perbedaannya, kita akan menemui begitu banyak alasan yang membuat kita berbeda! tapi, ini nih indahnya, kita saling menyesuaikan diri. kita beradaptasi. kita tidak mempermasalahkan perbedaan, karena memang itu sudah ketentuan-Nya, namun kita bersaudara karena iman. ya! jika kita merasakan ketidaknyamanan, maka kita akan meluruskannya di saat yang tepat, atau jika belum berkesempatan, kita memilih mendo'akan di sholat malam :") dibawa kepada Allah, lantas meminta dilembutkan hatinya. Ah, benar juga suatu perkataan seseorang. dulu aku belum paham apa maksudnya. lebih kurang begini, sungguh berkawan dengan orang sholih itu butuh kesabaran. dan menuntut kesadaran kita. seorang Muslim bagi Muslim lainnya adalah cermin. ya, kita tidak bisa menyalahkan oranglain, jika ada suatu hal yang salah, kita akan juga mengoreksi diri kita sendiri. lalu berdamai kembali dengan kondisi. 

sungguh tangguh dan hebat orang-orang yang berjamaah ini. mereka siap menurunkan ego dan memaafkan saudaranya. lantas mendo'akan tanpa sepengetahuannya. 

sungguh hebat orang yang berjamaah ini. mereka tidak egois atau individualis, tapi juga tidak ketergantungan dengan yang lain. setiap mereka adalah orang yang hanya bergantung kepada Allah. mereka juga tidak menggunakan seluruh hidupnya untuk "ruang dirinya sendiri". mereka bersedia membuka diri dan membagi pikiran, hati, tenaga, dan cinta mereka, berbagi ruang dengan orang lain. untuk kebaikan orang. semata-mata untuk menuju Allah bersama-sama. masyaAllah. 

sungguh hebat orang yang berjamaah ini. mereka berlomba untuk meraih ridho Allah. bukan kompetisi yang ngga sehat, dimana saling menjatuhkan, tidak. namun, mereka berlomba menjadi versi terbaik diri mereka di hadapan Allah. justru saling menyemangati agar sama-sama menang di hadapan-Nya. 

sungguh luar biasa. mereka ini para da'i/yah, sholih/ah, mujahid/ah, mushlih/ah. hidup mereka bukan untuk diri mereka sendiri. mereka mensyukuri setiap nikmat Allah dengan menjadi sebaik-baik manusia, yaitu yang bermanfaat. tentu konsekuensinya, mereka akan mempersembahkan hidup dan diri mereka di jalan Allah. tentu mereka memiliki ruang diri dan bersama Allah. harus ada porsi khalwat dengan Allah. hanya dia sendiri dengan Allah. namun setelah itu, mereka tetap bersama Allah, dalam bentuk taubat dan amal shalih.

tentu mereka ini bukan makir (males mikir) dan mager (males gerak). justru mereka berkebalikan 180 derajat dari itu. mereka adalah pemikir, intelektual, terpelajar, dalam pemikiran, menjemput pemahaman, mencintai ilmu, senantiasa haus akan ilmu Allah yang tiada pernah habis, dan lain sebagainya. pun agama ini adalah agama orang yang berpikir. karena berpikir adalah jalan mengenal Allah swt dan kebenaran-Nya. bersungguh-sungguh dalam melepaskan diri dari belenggu kebodohan dan ketersesatan! lalu mereka juga justru para penggerak. nah lho, bukan hanya "digerakkan" namun justru "penggerak". mereka selalu mengondisikan diri agar mampu menjadi gerigi dalam roda amal pergerakan. tidak diam. karena diam adalah mati. tidak lemah, sesekali okelah, namun segera sadar bangkit lagi, atas izin Allah. masyaAllah!

mereka berpikir dan berusaha, gimana caranya Islam ini mampu terealisasi sebagai solusi dari permasalahan yang melanda hari ini. mereka bermodal keyakinan bahwa Islam adalah solusi. nilai-nilai Islam jika dipahami, diyakini, dan diamalkan, pasti akan membawa pada kondisi yang lebih baik. mereka yakin, itu!

berjamaah? ada yang memilih sendiri, karena ya, merasa mampu sendiri. menganggap jika berjamaah begitu lambat dan dampaknya tidak langsung atau kurang efektif? hmm. namun tangan Allah bersama dengan jamaah, insyaAllah ada keberkahan darinya. kita tidak tahu kapan dan bagaimana. 

tentu dalam sebuah kerja bersama, ada yang namanya manajemen. pengelolaan. agar apa? agar berjalan efektif dan efisien. tujuan tercapai. meskipun mungkin nampak lama. namun, inilah salah satunya jalan yang bisa ditempuh. perlahan, tapi pasti. dimulai dari pembinaan diri (ishlahun nafs). perbaikan pribadi demi pribadi secara intensif dan progresif. hijrah yang total. ada interaksi langsung dan dalam. harapannya, lebih ngena untuk membentuk sebuah kepribadian manusia. bukan hanya komunikasi satu arah tanpa evaluasi. namun ini adalah sebuah proses terencana, terstruktur, utuh, menyeluruh, rutin, progres, dan terevaluasi. maka, perbaikan diri ini menjadi sangat penting dan merupakan fondasi atau batu bata perbaikan setelahnya. satu manusia, minimal 10 muwashofat (sifat-sifat karakter Muslim) ada padanya. maka, memperbaiki satu manusia sama dengan sekian perkara. karena dia adalah bagian dari keluarga, masyarakat, ummat. maka, harapannya, dia mampu menjadi teladan bagi sekitarnya. aamiin. 

tentu tidak mudah mengelola sekian banyak manusia. oleh karenanya butuh sistem yang kokoh untuk bisa menjalankannya. juga, sebuah kedisiplinan. hanya dengannya, roda amal pergerakan bersama ini bisa berjalan efektif, efisien, dan berdampak luas serta strategis. 

hikmah berjamaah juga adalah sebagai nasihat. ya, kita akan mendapat nasihat atau teguran tatkala sedang lemah atau futur. tentu sebagai anggota jamaah, harus tahu diri bahwa kefuturannya akan berdampak pada pihak lain. namun tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut sangat mungkin terjadi, mengingat ini adalah jamaah manusia, bukan malaikat. maka, yaa. mari memperkuat diri! salah satunya dengan saling menasihati dalam kesabaran dan ketaatan. masyaAllah. kalau berjamaah saja serapuh ini, bagaimana jika sendiri? eyaa.

ada rukun-rukun dalam berjamaah. namun panjang kalau kusampaikan di sini. intinya, aku hari ini sedang sangat ber-refleksi. kembali memaknai janjiku di hadapan Allah. kembali mempertanyakan komitmenku kepada Allah dan Rasul-Nya. komitmen keislamanku. komitmen hijrah atau perbaikan diriku. komitmen ketaatan. komitmen kesiapan menyesuaikan diri dengan aktivitas kolektif ini tanpa melalaikan kewajiban atau tugas fardhi atau individu. bismillaah.

ohya, ada hal lagi yang aku maknai dari jamaah ini. aku jadi mengenal apa itu visi misi, grand-design, platform, arah gerak, capaian, timeline, pola kaderisasi, reinstra (rencana induk strategis), dan lain sebagainya. dimana hal tersebut juga menjadikanku lebih ingin menata diri. visi-misi yang bukan hanya visi-misi pribadi tapi bagaimana hal tsb aku tempatkan dalam konteks aku sebagai anggota jamaah. apa manfaat dan peranku untuk ummat, masyarakat, dan jamaah ini dengan ketercapaianku akan sesuatu? begitulah. 

aku menganggap bahwa kerja kolektif ini akan melipatgandakan pahala. tapi ya engga boleh curang. harus tahu diri. harus lurus niat. jangan cuma pengen enaknya tapi engga mau nggetih. misalnya, berharap dapet banyak pahala, tapi engga mau kerja atau santai atau ongkang-ongkang kaki engga ngejalanin tugas. bukannya itu iyuh banget? hmm. Allah Maha Melihat. Allah Maha Membalas. Seseorang akan diganjar ya sesuai dengan amal yang diusahakannya diikuti keikhlasan hanya untuk Allah. ingat, Muth. Allah tidak sekadar melihat amalmu, namun terlebih HATI-mu, IKHLAS atau engga? astaghfirullah... 

maka, ini adalah kereta perjuangan. yang menjadi kesempatan amal shalih. kesempatan berkontribusi. berlomba dalam kebaikan dan kemanfaatan. bismilaah. ini sedang belajar menata kembali orientasi, hati, dan menjadi penumpang eh masinis kereta yang baik. yang engga ngeberatin tapi meringankan. yang berusaha mengontribusikan yang terbaik di hadapan-Nya. menegakkan nilai-nilai persaudaraan di sisi-Nya, agar kelak bisa dipertemukan lagi di syurga-Nya, aamiin. saling menjadi syafaat dari api neraka-Nya :(

maka, ini adalah kereta perjuangan. aku tidak tahu berapa lama lagi usiaku. aku tidak tahu, tiada jaminan, aku akan terus berada dalam jamaah ini, namun aku berdo'a kepada Allah atas senantiasa berada dalam kebaikan, salah satunya di sini untuk kemanfaatan yang luas dan dalam, atas izin Allah. aku juga tidak tahu, seberapa besar daya tahanku, daya pikul bebanku. aku tidak tahu. karena memang aku tidak punya jaminan apapun. hanya dengan satu hal, memperbaiki komitmenku kepada Allah selalu. setiap saat. menata diri. menata urusan. dunia akhirat. memohon kekuatan dan pertolongan-Nya. karena banyak kisah orang yang berguguran. entah jenuh, entah kecewa, entah merasa tidak lagi bergairah, entah merasa lama, entah menemui banyak kekurangan, entah merasa bisa hebat sendiri, dan lain sebagainya. astaghfirullaah, aku berlepas diri darinya ya Allah. lindungilah kami dari kesia-siaan :( sekali lagi, ini tentang komitmenku, setiap kita, kepada Allah. apakah mau ikut beramal bersama, atau mau sendiri? thats our choice. yang pasti setiap pilihan diikuti konsekuensi. dan harus siap! harus tanggungjawab. ini adalah sarana latihan diri. ada lho, orang yang berlelah-lelah membagi ruang dirinya untuk mau memikirkan nasib kita dan mengevaluasi kita, lalu menjadi jalan kita menemukan kebaikan-kebaikan yang lebih luas? masyaAllah... berkahilah mereka ya Allah. yang syuro setiap hari untuk membahas ummat dan nasib sebagian kami yang sering lalai ini :( kami berlindung kepada-Mu ya Allah, dari keburukan diri kami sendiri. bismillaah.

bismillaah ya Allah. bimbinglah kami selalu :")

Tidak ada komentar:

~ahlan wa sahlan~

kiko and miko are bestfriend :)