Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dg ilmu-Mu, aku memohon kekuasaan-Mu (utk menyelesaikan urusanku) dg kodrat-Mu, & aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yg agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, & Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, dlm agamaku, kehidupanku, & akibatnya bagiku, maka takdirkanlah & mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini. Dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untuk diriku, dlm agamaku, kehidupanku, & akibatnya bagiku, maka jauhkanlah urusan ini dariku, & jauhkanlah aku dari urusan ini, & takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.
Aamiin.
Senin, 16 Juli 2018
Minggu, 01 Juli 2018
Teruntuk Pasangan Hidupku
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Teruntuk pasangan hidupku
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Apa kabar kah?
Walah. Seperti sudah kenal saja
Padahal ya belum heuheu
Misteri juga sih
Apakah sempat berjumpa di dunia
Ataukah kelak langsung di akhirat-Nya
Semoga Allah menjaga kita
Beberapa hal yang sebenarnya ingin aku sampaikan adalah...
Saya berdo'a
Semoga Allah menjaga saya dan Antum
Atau, diri kita sama-sama berserah sepenuhnya pada-Nya
Bukan pasrah yang diam & ngga usaha
Tapi justru gigih dan nggetih, melakukan bagian dengan optimal, lalu menyerahkan bagian yang lain kepada Yang Memiliki Kehendak
Saya menyadari bahwa kita hanya manusia biasa
Bukan malaikat
Punya potensi fujur & taqwa
Punya sisi jahiliyah
Pernah lemah iman dan futur
Tapi semoga kita menempuh jalan taubat nasuha di segala aspek hidup kita
Semoga kita terus memperbaiki komitmen kita kepada Allah & Rasul-Nya
Apakah Antum juga melingkar setiap pekan? Mengevaluasi ibadah diri?
Apakah Antum juga berkomitmen kepada Allah melalui aktivitas amal jama'i? Semoga ya...
Apakah saat ini Antum sudah menyelesaikan studi? Berkarya? Bekerja? Mandiri finansial dan hidup secara umum? Tinggal tidak dengan orangtua? Benar-benar mengemudikan hidup sendiri? Selalu melibatkan Allah? Belajar ilmu ibadah, salah satunya membangun keluarga?
Saya tidak tahu pasti bagaimana persiapan Antum
Tetapi Allah Maha Tahu bagaimana persiapan kita
Kita sama-sama tidak sempurna
Karena kesempurnaan hanya milik-Nya
Namun kita ditugaskan menyempurnakan ikhtiar, kan?
Jujur sebenarnya saya agak khawatir dengan masa depan
Namun sebagai orang yang mengaku beriman
Seharusnya dalam kekhawatiran itu, ada ketenangan, karena sebuah keyakinan (yang disertai usaha) bahwa ada Dzat Yang Maha
Jadi sebenarnya inti dari tulisan ini adalah mari berproses bersama
Semoga Allah senantiasa membimbing kita
Termasuk golongan yang sungguh-sungguh berjuang menuju-Nya
Aamiin
Allahumma aamiin
Baarakallaahufiik.
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Teruntuk pasangan hidupku
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Apa kabar kah?
Walah. Seperti sudah kenal saja
Padahal ya belum heuheu
Misteri juga sih
Apakah sempat berjumpa di dunia
Ataukah kelak langsung di akhirat-Nya
Semoga Allah menjaga kita
Beberapa hal yang sebenarnya ingin aku sampaikan adalah...
Saya berdo'a
Semoga Allah menjaga saya dan Antum
Atau, diri kita sama-sama berserah sepenuhnya pada-Nya
Bukan pasrah yang diam & ngga usaha
Tapi justru gigih dan nggetih, melakukan bagian dengan optimal, lalu menyerahkan bagian yang lain kepada Yang Memiliki Kehendak
Saya menyadari bahwa kita hanya manusia biasa
Bukan malaikat
Punya potensi fujur & taqwa
Punya sisi jahiliyah
Pernah lemah iman dan futur
Tapi semoga kita menempuh jalan taubat nasuha di segala aspek hidup kita
Semoga kita terus memperbaiki komitmen kita kepada Allah & Rasul-Nya
Apakah Antum juga melingkar setiap pekan? Mengevaluasi ibadah diri?
Apakah Antum juga berkomitmen kepada Allah melalui aktivitas amal jama'i? Semoga ya...
Apakah saat ini Antum sudah menyelesaikan studi? Berkarya? Bekerja? Mandiri finansial dan hidup secara umum? Tinggal tidak dengan orangtua? Benar-benar mengemudikan hidup sendiri? Selalu melibatkan Allah? Belajar ilmu ibadah, salah satunya membangun keluarga?
Saya tidak tahu pasti bagaimana persiapan Antum
Tetapi Allah Maha Tahu bagaimana persiapan kita
Kita sama-sama tidak sempurna
Karena kesempurnaan hanya milik-Nya
Namun kita ditugaskan menyempurnakan ikhtiar, kan?
Jujur sebenarnya saya agak khawatir dengan masa depan
Namun sebagai orang yang mengaku beriman
Seharusnya dalam kekhawatiran itu, ada ketenangan, karena sebuah keyakinan (yang disertai usaha) bahwa ada Dzat Yang Maha
Jadi sebenarnya inti dari tulisan ini adalah mari berproses bersama
Semoga Allah senantiasa membimbing kita
Termasuk golongan yang sungguh-sungguh berjuang menuju-Nya
Aamiin
Allahumma aamiin
Baarakallaahufiik.
Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ternyata Berbeda
Bismillaahirrahmaanirrahiim
5.06 WIB
Ternyata berbeda
Antara orang yang hidup dengan ilmu & iman lalu dengannya ia beramal ikhlas hanya karena Allah, semata mengharap ampunan, rahmat, dan ridho-Nya
Dengan
Orang yang hidup tanpa ilmu & iman, lalu tidak beramal. Jikalau beramal, ia asal-asalan. Bergerak reaktif, tidak dengan kesadaran penuh. Cenderung sekadarnya atau sembarangan. Lalu amalnya memiliki tujuan untuk meraih banyak hal selain Allah, seperti pengakuan diri, pujian, popularitas, citra diri yang dibangun lewat penilaian orang, penilaian manusia, pengakuan manusia, memenuhi hawa nafsu & syahwat, sifat syaithani dalam diri, hanya sekadar ingin dianggap atau diakui oleh manusia, jabatan, kehormatan, penerimaan manusia, dsb
Berbeda sekali rasanya
Memang sudah pernah ngerasain?
Hmmm
Orang yang beramal dengan ilmu & iman saja, bisa jadi amalnya tertolak karena niatnya tidak ikhlas, tidak sepenuhnya untuk Allah
Bagaimana yang tanpa ilmu & iman? Pasti hanya asal-asalan. Karena, atas dasar apa dia beramal.
Karena untuk ikhlas bener-bener hanya untuk Allah pun, ada ilmunya. Ilmu ikhlas. MasyaAllah
Hati-hati dengan perasaan atau anggapan diri, "sudah menjadi Muslim"
Padahal masih jahiliyah sekali
Hati-hati dengan sifat dan sikap munafik
Secara fisik terlihat melakukan ibadah atau aktivitas memperjuangkan agama Allah
Namun dalam hati, ada misi duniawi yang lalai disadari, akhirnya apa yang diperjuangkan tidak murni, Allah tidak menerimanya, lebih parah lagi jika "menggganggu" kerapihan barisan perjuangan orang-orang yang sungguh-sungguh atau murni berjuang untuk Allah
Mengapa aku menulis ini?
Karena aku sedang berada pada posisi kondisi yang kedua
Kondisi minim ilmu & iman, apalagi amal
Dan dalam hatiku masih ada misi duniawi dalam amal, bahkan agak membuat ngga nyaman lingkunganku
Hmm lebih tepatnya
Aku sih yang sedang ngga nyaman dengan diriku sendiri
Dan itu berdampak pada orang yang kutemui
Ah, sedih ya :"(
Aku punya sisi jahiliyah
Justru sangat fatal
Bab aqidah dan ibadah
Aku terlena dengan "merasa" tsaqofah ke-Islamanku oke atau cukup
Padahal, tsaqofah itu belum cukup
Bahkan merasa cukup & oke adalah bentuk minimnya atau sangat kurangnya tsaqofah
Terlebih tentang ilmu, adab, dan penyucian hati atau jiwa
Hmmmm
Dan aku sadari juga
Apa perbedaan yang mendasar antar keduanyaaa?
AKTIVITAS BERPIKIR
Ya! Aktivitas berpikirnya
Andai si manusia ini berpikir sedikit saja tentang siapa dirinya, lalu betapa agungnya ciptaan Tuhan, merasa kecil dan butiran debu di hadapan Tuhan, lalu dengan kerendahan hati menghadap Tuhan
Berjuang mengelola nafsu dan ego dirinya demi sebuah kualitas bernama "penghambaan"
Dia ngantuk, iya, lapar, iya
Tapi...
Rasa bukan apa-apa dan ada Tuhan Yang Maha Besar serta Agung, seolah mengalahkan kantuk dan lapar, karena kesadaran penuh bahwa HANYA DIA yang mampu memenuhi semua hajat atau kebutuhan, mengurus hidup, dan memperkenankan kebaikan serta pertolongan pada seorang hamba yang bersungguh-sungguh
Tsaqofah saja belum tentu cukup mengantarkan manusia pada kondisi seperti itu
Karena manusia akan tergerak bukan hanya karena kognisinya, namun juga konasi/emosi/perasaan/kesadaran
Maka...
Penting sekali banyak-banyak istighfar
Memohon ampun pada-Nya
Setidaknya itu adalah buah kesadaran
Bahwa aku ini hanyalah hamba
Yang hina
Yang bodoh
Yang lalai
Yang banyak sok tahu-nya
Yang banyak dosa atau salahnya
Yang belum sungguh-sungguh menuju-Nya
Dan HANYA DIA yang berhak mengampuni, tiada yang lain
HANYA DIA yang tahu kebutuhanku dan mampu atau memiliki otoritas untuk memenuhinya
DIA Sang Maha Segala
Dan aku SERING LUPA
Bahkan jadi lupa diri :"(
Itulah ilmu tentang ADAB
Mawas diri, tahu posisi, sopan santun, menjaga hati dan menghargai
Kepada Allah swt, Rasul-Nya, orangtua, guru, teman, siapapun yang ditemui dalam hidup dari golongan manusia, tumbuhan, hewan, dan benda mati sekalipun
MasyaAllah...
MARI LURUSKAN NIAT LAGI MUTH
BERSIHKAN HATI
KEMBALI PADA NYA
BAWALAH HATI YANG BERTAUBAT NASUHA
BAWALAH DIRI YANG BERSUNGGUH SUNGGUH
BAWALAH JIWA YANG BERSERAH SEPENUHNYA
AAMIIN
BISMILLAAH
JAGALAH ALLAH
Maka Allah akan menjagamu
Tolonglah Allah
Maka Allah akan menolongmu
Hadits arba'in ke 19
Allah...
PS: Ohya. Dan aku sampai titik ini-pun. Atas izin Allah. Di satu sisi aku belum beranjak kemanapun. Namun di sisi lain aku mengalami beberapa hal. Indikatornya adalah hidupnya malam dan siang dalam rangka untuk Allah.
Sejauh ini bagaimana? Ah, masih jahiliyah. Maka bersungguh-sungguhlah. Karena, pesan seorang kawan yang beliau ilmuwan dan penghafal Al-Qur'an, "tidak ada perjalanan jiwa tanpa mujahadah (kesungguhan)."
MasyaAllah. Allah Maha Mengetahui siapa yang sungguh-sungguh menuju-Nya membawa jiwa yang berserah, dengan jiwa yang masih sering terlalaikan oleh silau semunya dunia.
5.06 WIB
Ternyata berbeda
Antara orang yang hidup dengan ilmu & iman lalu dengannya ia beramal ikhlas hanya karena Allah, semata mengharap ampunan, rahmat, dan ridho-Nya
Dengan
Orang yang hidup tanpa ilmu & iman, lalu tidak beramal. Jikalau beramal, ia asal-asalan. Bergerak reaktif, tidak dengan kesadaran penuh. Cenderung sekadarnya atau sembarangan. Lalu amalnya memiliki tujuan untuk meraih banyak hal selain Allah, seperti pengakuan diri, pujian, popularitas, citra diri yang dibangun lewat penilaian orang, penilaian manusia, pengakuan manusia, memenuhi hawa nafsu & syahwat, sifat syaithani dalam diri, hanya sekadar ingin dianggap atau diakui oleh manusia, jabatan, kehormatan, penerimaan manusia, dsb
Berbeda sekali rasanya
Memang sudah pernah ngerasain?
Hmmm
Orang yang beramal dengan ilmu & iman saja, bisa jadi amalnya tertolak karena niatnya tidak ikhlas, tidak sepenuhnya untuk Allah
Bagaimana yang tanpa ilmu & iman? Pasti hanya asal-asalan. Karena, atas dasar apa dia beramal.
Karena untuk ikhlas bener-bener hanya untuk Allah pun, ada ilmunya. Ilmu ikhlas. MasyaAllah
Hati-hati dengan perasaan atau anggapan diri, "sudah menjadi Muslim"
Padahal masih jahiliyah sekali
Hati-hati dengan sifat dan sikap munafik
Secara fisik terlihat melakukan ibadah atau aktivitas memperjuangkan agama Allah
Namun dalam hati, ada misi duniawi yang lalai disadari, akhirnya apa yang diperjuangkan tidak murni, Allah tidak menerimanya, lebih parah lagi jika "menggganggu" kerapihan barisan perjuangan orang-orang yang sungguh-sungguh atau murni berjuang untuk Allah
Mengapa aku menulis ini?
Karena aku sedang berada pada posisi kondisi yang kedua
Kondisi minim ilmu & iman, apalagi amal
Dan dalam hatiku masih ada misi duniawi dalam amal, bahkan agak membuat ngga nyaman lingkunganku
Hmm lebih tepatnya
Aku sih yang sedang ngga nyaman dengan diriku sendiri
Dan itu berdampak pada orang yang kutemui
Ah, sedih ya :"(
Aku punya sisi jahiliyah
Justru sangat fatal
Bab aqidah dan ibadah
Aku terlena dengan "merasa" tsaqofah ke-Islamanku oke atau cukup
Padahal, tsaqofah itu belum cukup
Bahkan merasa cukup & oke adalah bentuk minimnya atau sangat kurangnya tsaqofah
Terlebih tentang ilmu, adab, dan penyucian hati atau jiwa
Hmmmm
Dan aku sadari juga
Apa perbedaan yang mendasar antar keduanyaaa?
AKTIVITAS BERPIKIR
Ya! Aktivitas berpikirnya
Andai si manusia ini berpikir sedikit saja tentang siapa dirinya, lalu betapa agungnya ciptaan Tuhan, merasa kecil dan butiran debu di hadapan Tuhan, lalu dengan kerendahan hati menghadap Tuhan
Berjuang mengelola nafsu dan ego dirinya demi sebuah kualitas bernama "penghambaan"
Dia ngantuk, iya, lapar, iya
Tapi...
Rasa bukan apa-apa dan ada Tuhan Yang Maha Besar serta Agung, seolah mengalahkan kantuk dan lapar, karena kesadaran penuh bahwa HANYA DIA yang mampu memenuhi semua hajat atau kebutuhan, mengurus hidup, dan memperkenankan kebaikan serta pertolongan pada seorang hamba yang bersungguh-sungguh
Tsaqofah saja belum tentu cukup mengantarkan manusia pada kondisi seperti itu
Karena manusia akan tergerak bukan hanya karena kognisinya, namun juga konasi/emosi/perasaan/kesadaran
Maka...
Penting sekali banyak-banyak istighfar
Memohon ampun pada-Nya
Setidaknya itu adalah buah kesadaran
Bahwa aku ini hanyalah hamba
Yang hina
Yang bodoh
Yang lalai
Yang banyak sok tahu-nya
Yang banyak dosa atau salahnya
Yang belum sungguh-sungguh menuju-Nya
Dan HANYA DIA yang berhak mengampuni, tiada yang lain
HANYA DIA yang tahu kebutuhanku dan mampu atau memiliki otoritas untuk memenuhinya
DIA Sang Maha Segala
Dan aku SERING LUPA
Bahkan jadi lupa diri :"(
Itulah ilmu tentang ADAB
Mawas diri, tahu posisi, sopan santun, menjaga hati dan menghargai
Kepada Allah swt, Rasul-Nya, orangtua, guru, teman, siapapun yang ditemui dalam hidup dari golongan manusia, tumbuhan, hewan, dan benda mati sekalipun
MasyaAllah...
MARI LURUSKAN NIAT LAGI MUTH
BERSIHKAN HATI
KEMBALI PADA NYA
BAWALAH HATI YANG BERTAUBAT NASUHA
BAWALAH DIRI YANG BERSUNGGUH SUNGGUH
BAWALAH JIWA YANG BERSERAH SEPENUHNYA
AAMIIN
BISMILLAAH
JAGALAH ALLAH
Maka Allah akan menjagamu
Tolonglah Allah
Maka Allah akan menolongmu
Hadits arba'in ke 19
Allah...
PS: Ohya. Dan aku sampai titik ini-pun. Atas izin Allah. Di satu sisi aku belum beranjak kemanapun. Namun di sisi lain aku mengalami beberapa hal. Indikatornya adalah hidupnya malam dan siang dalam rangka untuk Allah.
Sejauh ini bagaimana? Ah, masih jahiliyah. Maka bersungguh-sungguhlah. Karena, pesan seorang kawan yang beliau ilmuwan dan penghafal Al-Qur'an, "tidak ada perjalanan jiwa tanpa mujahadah (kesungguhan)."
MasyaAllah. Allah Maha Mengetahui siapa yang sungguh-sungguh menuju-Nya membawa jiwa yang berserah, dengan jiwa yang masih sering terlalaikan oleh silau semunya dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)