Bismillaahirrahmaanirrahiim
5.06 WIB
Ternyata berbeda
Antara orang yang hidup dengan ilmu & iman lalu dengannya ia beramal ikhlas hanya karena Allah, semata mengharap ampunan, rahmat, dan ridho-Nya
Dengan
Orang yang hidup tanpa ilmu & iman, lalu tidak beramal. Jikalau beramal, ia asal-asalan. Bergerak reaktif, tidak dengan kesadaran penuh. Cenderung sekadarnya atau sembarangan. Lalu amalnya memiliki tujuan untuk meraih banyak hal selain Allah, seperti pengakuan diri, pujian, popularitas, citra diri yang dibangun lewat penilaian orang, penilaian manusia, pengakuan manusia, memenuhi hawa nafsu & syahwat, sifat syaithani dalam diri, hanya sekadar ingin dianggap atau diakui oleh manusia, jabatan, kehormatan, penerimaan manusia, dsb
Berbeda sekali rasanya
Memang sudah pernah ngerasain?
Hmmm
Orang yang beramal dengan ilmu & iman saja, bisa jadi amalnya tertolak karena niatnya tidak ikhlas, tidak sepenuhnya untuk Allah
Bagaimana yang tanpa ilmu & iman? Pasti hanya asal-asalan. Karena, atas dasar apa dia beramal.
Karena untuk ikhlas bener-bener hanya untuk Allah pun, ada ilmunya. Ilmu ikhlas. MasyaAllah
Hati-hati dengan perasaan atau anggapan diri, "sudah menjadi Muslim"
Padahal masih jahiliyah sekali
Hati-hati dengan sifat dan sikap munafik
Secara fisik terlihat melakukan ibadah atau aktivitas memperjuangkan agama Allah
Namun dalam hati, ada misi duniawi yang lalai disadari, akhirnya apa yang diperjuangkan tidak murni, Allah tidak menerimanya, lebih parah lagi jika "menggganggu" kerapihan barisan perjuangan orang-orang yang sungguh-sungguh atau murni berjuang untuk Allah
Mengapa aku menulis ini?
Karena aku sedang berada pada posisi kondisi yang kedua
Kondisi minim ilmu & iman, apalagi amal
Dan dalam hatiku masih ada misi duniawi dalam amal, bahkan agak membuat ngga nyaman lingkunganku
Hmm lebih tepatnya
Aku sih yang sedang ngga nyaman dengan diriku sendiri
Dan itu berdampak pada orang yang kutemui
Ah, sedih ya :"(
Aku punya sisi jahiliyah
Justru sangat fatal
Bab aqidah dan ibadah
Aku terlena dengan "merasa" tsaqofah ke-Islamanku oke atau cukup
Padahal, tsaqofah itu belum cukup
Bahkan merasa cukup & oke adalah bentuk minimnya atau sangat kurangnya tsaqofah
Terlebih tentang ilmu, adab, dan penyucian hati atau jiwa
Hmmmm
Dan aku sadari juga
Apa perbedaan yang mendasar antar keduanyaaa?
AKTIVITAS BERPIKIR
Ya! Aktivitas berpikirnya
Andai si manusia ini berpikir sedikit saja tentang siapa dirinya, lalu betapa agungnya ciptaan Tuhan, merasa kecil dan butiran debu di hadapan Tuhan, lalu dengan kerendahan hati menghadap Tuhan
Berjuang mengelola nafsu dan ego dirinya demi sebuah kualitas bernama "penghambaan"
Dia ngantuk, iya, lapar, iya
Tapi...
Rasa bukan apa-apa dan ada Tuhan Yang Maha Besar serta Agung, seolah mengalahkan kantuk dan lapar, karena kesadaran penuh bahwa HANYA DIA yang mampu memenuhi semua hajat atau kebutuhan, mengurus hidup, dan memperkenankan kebaikan serta pertolongan pada seorang hamba yang bersungguh-sungguh
Tsaqofah saja belum tentu cukup mengantarkan manusia pada kondisi seperti itu
Karena manusia akan tergerak bukan hanya karena kognisinya, namun juga konasi/emosi/perasaan/kesadaran
Maka...
Penting sekali banyak-banyak istighfar
Memohon ampun pada-Nya
Setidaknya itu adalah buah kesadaran
Bahwa aku ini hanyalah hamba
Yang hina
Yang bodoh
Yang lalai
Yang banyak sok tahu-nya
Yang banyak dosa atau salahnya
Yang belum sungguh-sungguh menuju-Nya
Dan HANYA DIA yang berhak mengampuni, tiada yang lain
HANYA DIA yang tahu kebutuhanku dan mampu atau memiliki otoritas untuk memenuhinya
DIA Sang Maha Segala
Dan aku SERING LUPA
Bahkan jadi lupa diri :"(
Itulah ilmu tentang ADAB
Mawas diri, tahu posisi, sopan santun, menjaga hati dan menghargai
Kepada Allah swt, Rasul-Nya, orangtua, guru, teman, siapapun yang ditemui dalam hidup dari golongan manusia, tumbuhan, hewan, dan benda mati sekalipun
MasyaAllah...
MARI LURUSKAN NIAT LAGI MUTH
BERSIHKAN HATI
KEMBALI PADA NYA
BAWALAH HATI YANG BERTAUBAT NASUHA
BAWALAH DIRI YANG BERSUNGGUH SUNGGUH
BAWALAH JIWA YANG BERSERAH SEPENUHNYA
AAMIIN
BISMILLAAH
JAGALAH ALLAH
Maka Allah akan menjagamu
Tolonglah Allah
Maka Allah akan menolongmu
Hadits arba'in ke 19
Allah...
PS: Ohya. Dan aku sampai titik ini-pun. Atas izin Allah. Di satu sisi aku belum beranjak kemanapun. Namun di sisi lain aku mengalami beberapa hal. Indikatornya adalah hidupnya malam dan siang dalam rangka untuk Allah.
Sejauh ini bagaimana? Ah, masih jahiliyah. Maka bersungguh-sungguhlah. Karena, pesan seorang kawan yang beliau ilmuwan dan penghafal Al-Qur'an, "tidak ada perjalanan jiwa tanpa mujahadah (kesungguhan)."
MasyaAllah. Allah Maha Mengetahui siapa yang sungguh-sungguh menuju-Nya membawa jiwa yang berserah, dengan jiwa yang masih sering terlalaikan oleh silau semunya dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar